JAKARTA, Kalimantanlive.com – Gelobang kritik terhadap kepempinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang Pemilu 2024 makin meluas di tanah air.
Setelah puluhan civitas akademika dari berbagai perguruan tinggi, giliran sejumlah eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengkritisi kondisi demokrasi Indonesia jelang Pilpres 2024
Sejumlah eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan keresahannya atas kondisi demokrasi di Indonesia saat ini, Senin (5/2/2024).
Para pimpinan KPK periode 2003-2019 itu berkumpul untuk menyampaikan aspirasi. Mereka minta presiden pegang teguh standar moral dan etika.
“Kami pimpinan KPK periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2019, mengimbau agar presiden dan seluruh penyelenggara negara untuk kembali berpegang teguh pada standar moral dan etika dalam menjalankan amanah yang diembannya,” ujar Basariah, sebagaimana dikutip dari akun X Twitter @triwul82, Senin 5 Februari 2024.
Sejumlah eks pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan keresahannya atas kondisi demokrasi di Indonesia saat ini. Para pimpinan KPK periode 2003-2019 itu berkumpul untuk menyampaikan aspirasi mereka.
"Kami pimpinan KPK periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2019,… pic.twitter.com/tAqraBgFY9
— kiv z (@triwul82) February 5, 2024
Dia menilai turunnya sikap negarawan dari kepala negara terlihat dalam menurunnya nilai indeks korupsi dari
Menurutnya sifat kenegarawanan dan keteladanan seharusnya ditunjukan seorang presiden atau kepala negara terlebih dalam masa-masa kontestasi Pemilu 2024 ini.
Bukti dari hilangnya kompas moral, etika dan hukum dalam berbangsa dan bernegara telah terlihat nyata dalam berbagai parameter dan penilaian yang diterbitkan lembaga-lembaga internasional seperti Indeks Korupsi di Indonesia yang menurun drastis di 2022-2023 dan menempati rangking 115 dari semua negara yang disurvei.