oleh

BPJS Kesehatan Mengeluarkan Rp 12 Triliun Hanya untuk Penyakit Jantung

KALIMANTANLIVE.COM – Menurut WHO, dari 56,9 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2016 lebih dari setengah (54 persen) disebabkan oleh 10 penyebab mematikan teratas di dunia.

Penyakit jantung iskemik dan stroke adalah pembunuh terbesar di dunia, dengan gabungan 15,2 juta kematian pada tahun 2016.

Penyakit paling mematikan ini umumnya disebabkan karena buruknya pola makan dan beberapa penyebab lainnya. Beberapa diantaranya merupakan penyakit yang perkembangannya lambat.

Penyakit jantung adalah kondisi ketika bagian jantung yang meliputi pembuluh darah jantung, selaput jantung, katup jantung, dan otot jantung mengalami gangguan.

Penyakit jantung bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti sumbatan pada pembuluh darah jantung, peradangan, infeksi, atau kelainan bawaan.

Nah, BPJS Kesehatan merilis laporan terkait penyakit katastropik masih menjadi beban terbesar pembiayaan JKN. Per tahun 2022, penyakit jantung menjadi beban terbesar bagi BPJS Kesehatan dengan besaran klaim mencapai lebih dari Rp 12 triliun.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan beban jaminan kesehatan di tahun 2022 mencapai Rp 113,47 triliun. Penyakit katastropik masih menjadi beban pembiayaan terbesar.

“Memang penyakit katastropik masih yang terbesar ya,” kata Ali Ghufron saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).

Sekitar 28 persen dari total biaya pelayanan kesehatan tingkat lanjutan dipergunakan untuk membiayai penyakit katastropik seperti penyakit jantung, stroke, kanker dan gagal ginjal.

Dalam Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan BPJS Kesehatan tahun 2022, penyakit jantung mengeluarkan biaya Rp 12,144 triliun dengan total kasus 15 juta pasien. Angka ini cenderung naik dibandingkan tahun lalu dengan beban penyakit jantung sebesar Rp 8,671 triliun.

Daftar penyakit dengan beban pembiayaan terbesar BPJS Kesehatan 2022:

Penyakit Jantung: Rp 12,1 triliun
Kanker: Rp 4,5 triliun
Stroke: Rp 3,2 triliun
Gagal Ginjal: Rp 2,1 triliun
Hemofilia: Rp 650 miliar
Talasemia: Rp 615 miliar
Leukemia: Rp 429 miliar
Sirosis Hati: Rp 330 miliar

Editor : NMD
Sumber : Kalimantanlive.com/berbagai sumber